Mungkinkah Ini Saat-Saat Terakhir SNMPTN ?

Mungkinkah Ini Saat-Saat Terakhir SNMPTN ?

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) adalah salah satu nikmat besar kelas 12.

Dengan jalur ini, prestasi mereka, yang dinilai dengan rapot dari semester 1, jadi lebih dihargai karena akan dijadikan pertimbangan untuk masuk PTN. Sebelumnya, untuk menjadi mahasiswa, kelas 12 harus menjalani seleksi nasional baik itu SBMPTN maupun ujian mandiri.

Namun, melihat perkembangan beberapa waktu belakangan ini, mungkinkah SNMPTN nantinya akan ditiadakan ?

Sebagian pembaca mungkin beranggapan bahwa artikel kali ini subjektif. Karena Salman Edukasi adalah bimbingan belajar Super Camp. Program kami berdasarkan pada ujian – ujian seperti SBMPTN atau UM seperti SIMAK UI dan UM UGM.

pelajar ujian SBMPTN
Mengerjakan ujian

Namun, perlu Salman tekankan bahwa, keberadaan program seperti Super Camp SBMPTN justru berangkat dari masalah bahwa banyak pelajar memerlukan program bimbingan seperti ini.

Tapi, harganya kan mahal ?

Ya relatif. Melihat apa yang didapatkan seorang peserta selama program seperti 5 sesi perhari, 2x TO per minggu, hingga ditanggungnya konsumsi dan akomodasi.

Lagipula, Salman sejak awal juga sudah membuat pernyataan bahwa Super Camp ini memang bukan buat semua orang.

Baca : Tipe – tipe pelajar yang sebaiknya ikut Super Camp 

Kembali kepada pembahasan artikel.

Belakangan ini, Salman menemukan beberapa artikel yang mengutarakan keresahan beberapa figur terkait SNMPTN.

Pendapat Beberapa Figur Tentang SNMPTN

Dari bapak Muhammad Anis, Rektor UI

” Jalur tertulis atau SBMPTN jauh lebih baik daripada jalur undangan. Pasalnya jalur undangan hanya mengandalkan nilai raport semasa di SMA.  Ujian tertulis (SBMPTN) lebih fair. “

Pak Anis juga berkata

“… Banyak SMA itu yang menaikkan angka Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kalau KKM di raport 85 ya susah kita menerimanya, yang benar- benar real nilainya yang bisa kita pertandingkan. Jadi akhirnya lebih fair kita buka jalur tertulis “

Klik untuk cari tahu

 

Pengamat pendidikan, Itje Chodijah

“Sekolah itu memberi nilai tinggi agar lolos SNMPTN. Kemudian ada lagi kesalahan lain, anak-anak yang tidak mungkin terundang (lolos SNMPTN) karena tinggal di kota besar, kemudian pindahlah mereka ke daerah lain, dan ini terjadi. Saya menyaksikan sendiri. Secara tidak langsung (manipulasi rapor) ini merugikan anak, hanya membahagiakan sesaat “

Lanjut bu Itje

“Ketika masuk kuliah tidak bisa bertarung. Saya kira hapus saja SNMPTN karena siswa yang lolos melalui jalur tersebut tidak merepresentasikan kualitasnya,” 

 

“ … sepanjang nilai rapor belum mencerminkan kualitas anak-anak, lebih baik pakai satu cara, SBMPTN saja. Karena kampus ini mempertaruhkan kualitas SDM bangsa. Jangan berpikir pemerataan, adil atau tidak, tapi mementingkan kualitas. Selama ini, nilai rapor sudah tidak mencerminkan kemampuan siswa karena sekolahnya memanipulasi,” 

Pendapat Pakar evaluasi dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka, Elin Driana

Sebenarnya nilai rapor sudah sesuai untuk memberikan gambaran kemampuan siswa. Tapi karena ada tuntutan untuk memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), secara nggak langsung guru terdorong untuk ngasih nilai di atas KKM atau setidaknya sesuai dengan KKM.

“Karena itu, tes tertulis untuk masuk PTN dianggap paling obyektif, meskipun sebenernya informasinya tidak sekaya nilai rapor,” 

Bahkan, pengamat pendidikan Doni Koesoema juga sepakat dengan pengalihan kuota ke tes tertulis atau SBMPTN. Malah katanya, SNMPTN sebaiknya dihapus.

“Atau disisakan hanya 5 persen. Selebihnya dipakai jalur tertulis, bukan dialihkan ke jalur mandiri. Hal ini akan mengubah kualitas mahasiswa PTN,”

Terakhir, tulisan ini juga akan menyatakan pendapat dari Wakil Rektor I UNS, pak Sutarno. Beliau menyampaikan pendapat terkait pengurangan kuota SNMPTN di kampusnya.

“Kami telah melakukan serangkaian penelitian, dan ternyata kualitas mahasiswa yang diterima lewat jalur SNMPTN ini kualitasnya tidak sebagus dari mahasiswa yang diterima melalui jalur SBMPTN. Untuk itulah, kuota mahasiswa dari jalur SBMPTN dinaikkan,” 

Jika mau jujur, tentu kamu pun paham. Nampaknya memang berasalan jika kuota penerimaan mahasiswa dari SNMPTN dikurangi.

Mungkin SNMPTN tidak akan dihapus tahun depan, namun bisa jadi kuotanya akan terus dikurangi. Jalur masuk favorit para pelajar kelas 12 ini, harus segera dievaluasi dan diperbaiki.

Dan itu tidak saja dimulai dari kementerian dan kampus, tapi juga pihak sekolah sebagai yang bertanggung jawab terhadap penilaian para pelajar.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

Klik untuk mendownload

 

 

Leave a Reply

Alamat email kamu tidak akan dipublikasikan Required fields are marked *